Teras: Indeks Dolar AS (DXY) terus merosot, melaporkan kerugian lebih dari 2% dalam seminggu, dipicu oleh data PMI yang mengecewakan dan reaksi pasar terhadap sikap Presiden Trump yang melunak terkait tarif terhadap China.
Isi Utama:
Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai dolar AS terhadap sekeranjang mata uang, jatuh di bawah ambang kritis 107,50, saat ini menguji level dukungan baru yang lebih rendah. Minggu ini, dolar menghadapi tekanan signifikan setelah rilis data Purchasing Managers Index (PMI), yang mengungkapkan bahwa kinerja ekonomi AS sedang mandek. Data terbaru menunjukkan pendinginan di sektor manufaktur dan jasa, menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.
Komentar terbaru Presiden Trump yang lebih lunak mengenai potensi tarif terhadap China juga berkontribusi pada penurunan dolar. Meskipun ia menyarankan bahwa tarif mungkin tidak akan diberlakukan secara agresif, pasar bereaksi negatif, menafsirkan sinyal ini sebagai potensi kelemahan ekonomi. Analis mencatat sentimen yang berkembang tentang kemungkinan ketakutan resesi di tengah indikator ekonomi yang biasa-biasa saja.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa DXY mengalami penurunan substansial, dengan nilai menguji di bawah 107,50 untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu dan menunjukkan pergeseran ke arah sentimen bearish di pasar valuta asing. Indeks ini secara konsisten gagal mempertahankan momentum naik mengingat data ekonomi yang menghadirkan tantangan ke depan.
Kebijakan fiskal Pemerintah AS dan keputusan Federal Reserve memainkan peran penting dalam memengaruhi kekuatan USD. Federal Reserve, di bawah Ketua Jerome Powell, terus diawasi ketat karena pedagang dan investor mencari kejelasan tentang perubahan suku bunga. Keputusan untuk mempertahankan atau menyesuaikan suku bunga memiliki implikasi luas pada aliran modal ke ekonomi AS.
Selain itu, komposisi DXY mencakup mata uang utama lainnya: Euro (bobot 57,6%), Yen Jepang (13,6%), Pound Inggris (11,9%), Dolar Kanada (9,1%), Krona Swedia (4,2%), dan Franc Swiss (3,6%). Konsentrasi ini berarti pergerakan di Euro berdampak signifikan pada indeks dolar. Fluktuasi terbaru di ekonomi Zona Euro dapat semakin memperburuk fluktuasi USD.
Peserta pasar dengan cermat memantau rilis data ekonomi mendatang, termasuk kepercayaan konsumen dan statistik ketenagakerjaan. Analis menekankan bahwa data yang kuat mungkin memberikan dukungan sementara untuk DXY, sementara kelemahan yang berkelanjutan dapat mendorongnya lebih rendah menuju level dukungan kunci, khususnya tanda 106,20.
Mengingat umpan balik yang berkelanjutan antara indikator ekonomi AS dan sentimen pasar global, DXY tetap menjadi titik fokus kritis bagi pedagang. Informasi tentang inflasi, pertumbuhan lapangan kerja, dan output manufaktur diperkirakan akan mendominasi diskusi dalam jangka pendek karena peserta menimbang strategi berdasarkan tren makroekonomi.
Kesimpulan: Indeks Dolar AS berada pada momen penting saat menghadapi tekanan signifikan dari berbagai tantangan ekonomi dan ketidakpastian kebijakan. Investor disarankan untuk tetap memperbarui informasi tentang indikator ekonomi yang akan datang dan komentar pemerintah yang dapat menandakan pergeseran lebih lanjut dalam kebijakan moneter atau pendekatan fiskal. Saat indeks terus menguji level dukungan krusial, pedagang menyusun strategi di sekitar potensi pemulihan atau penurunan lebih lanjut dalam valuasi dolar AS di lanskap valuta asing.