Ringkasan Berita: Dolar AS turun ke level terendah dalam lebih dari dua bulan pada hari Selasa karena investor menantikan rilis notulen rapat Federal Reserve bulan Oktober, yang mungkin memberikan petunjuk tentang perubahan kebijakan moneter di masa depan.
Teras: Pada perdagangan awal Eropa hari Selasa, dolar AS turun 0,2% ke 103,135 pada indeks dolar—level terendah sejak akhir Agustus—di tengah ekspektasi seputar notulen rapat Federal Reserve bulan Oktober, yang mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut semakin kecil akibat data pasar tenaga kerja yang lemah dan tingkat inflasi yang menurun.
Isi Utama:
Dolar AS mengalami tekanan turun yang signifikan, mengalami penurunan dalam tujuh dari delapan sesi perdagangan terakhir. Penurunan ini tampaknya berasal dari serangkaian indikator pasar tenaga kerja dan inflasi yang mengecewakan, yang membuat pedagang berspekulasi bahwa Federal Reserve mungkin telah mencapai puncak siklus kenaikan suku bunga. Ke depan, agen pasar mulai mempertimbangkan kemungkinan 30% bahwa Fed akan memulai pemotongan suku bunga pada Maret 2024.
Notulen rapat Federal Reserve bulan Oktober, yang akan dirilis nanti dalam sesi ini, sangat dinantikan. Rapat ini menandai keputusan komite untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah, yang berpotensi memberikan wawasan lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter Fed. Analis dari ING menyatakan, "Pasar tampaknya bersiap untuk mencari berita-berita yang bersifat dovish di sini, dan ini bisa menjadi risiko negatif bagi dolar."
Euro dan Pound Sterling sama-sama mencapai nilai tertinggi dalam dua bulan, mencerminkan penurunan dolar. EUR/USD naik 0,2% ke 1,0955, level tertinggi sejak pertengahan Agustus, meskipun kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi di Zona Euro masih berlanjut. Pembuat kebijakan European Central Bank (ECB) berusaha menghilangkan rumor tentang pemotongan suku bunga yang akan segera terjadi, meskipun data inflasi menunjukkan tren penurunan di wilayah tersebut.
Pablo Hernandez de Cos, Gubernur Bank Spanyol, menyatakan bahwa "terlalu dini" untuk membahas pemotongan suku bunga, menekankan komitmen ECB untuk mempertahankan suku bunga saat ini. Demikian pula, François Villeroy de Galhau, gubernur bank sentral Prancis, mencatat bahwa suku bunga telah mencapai dataran tinggi yang kemungkinan akan tetap stabil untuk beberapa kuartal ke depan. Presiden ECB Christine Lagarde dijadwalkan berbicara kepada pasar nanti dalam sesi ini, dan pedagang akan mencermati pernyataannya untuk indikator tentang penyesuaian kebijakan moneter di masa depan.
Pound Sterling juga menunjukkan kenaikan, naik 0,2% ke 1,2532, mendekati level tertinggi dua bulan, karena Inggris terus berjuang dengan harga konsumen yang tinggi, meskipun mencatat penurunan bulanan terbesar dalam tingkat Indeks Harga Konsumen (CPI) tahunan sejak April 1992. Gubernur Bank of England Andrew Bailey menegaskan kembali sikap bahwa bank sentral harus "menyelesaikan pekerjaan" dalam hal pengendalian inflasi, dengan pejabat lain dari bank sentral dijadwalkan berbicara nanti hari ini.
Di pasar Asia, dolar menunjukkan kelemahan terhadap Yuan Tiongkok, yang menguat 0,5% ke 7,1335—level yang tidak tercapai dalam hampir empat bulan. Kenaikan ini terjadi setelah bank sentral Tiongkok menetapkan titik tengah pita perdagangan yuan pada level terkuat sejak awal Agustus. USD/JPY menunjukkan penurunan 0,6%, diperdagangkan pada 147,47, didorong lebih lanjut oleh berkurangnya ekspektasi intervensi otoritas Jepang di pasar valuta asing.
Dengan rilis notulen Fed yang akan segera datang, peserta pasar berusaha mendapatkan wawasan yang mungkin memengaruhi kebijakan moneter di masa depan. Diskusi dari rapat diharapkan dapat memberikan gambaran tentang potensi pemotongan suku bunga dan pertimbangan bank sentral tentang jalur ekonomi ke depan di tengah tekanan inflasi yang berubah. Pengamat tetap waspada terhadap perubahan yang bisa menandakan pendekatan Fed dalam menangani inflasi dan lapangan kerja—aspek inti yang kemungkinan akan membentuk arah dolar dalam beberapa minggu ke depan.
Kesimpulan: Penurunan terus-menerus dolar AS menandakan perubahan dinamika di pasar valuta asing, karena pedagang menantikan wawasan terbaru dari Federal Reserve. Masa depan dolar sangat bergantung pada penerimaan dan interpretasi notulen rapat Fed, yang bisa menjadi dasar untuk kebijakan moneter mendatang dan memengaruhi kepercayaan pasar yang lebih luas. Dengan kekhawatiran inflasi yang membayangi, dan berbagai bank sentral siap merespons, investor disarankan untuk memantau perkembangan yang akan memengaruhi dolar dan pasangannya di panggung global.
Sumber Informasi Terkait: