Ringkasan: Yen Jepang berada di dekat level terendah selama beberapa hari terhadap Dolar AS menyusul keputusan Bank of Japan (BoJ) untuk mempertahankan kebijakan moneter dan suku bunga saat ini.
Pimpinan: Yen Jepang (JPY) melemah secara signifikan terhadap Dolar AS (USD) setelah Bank of Japan (BoJ) memutuskan pada 19 Desember 2023, untuk mempertahankan suku bunga jangka pendeknya di -0,1% dan mempertahankan target obligasi pemerintah Jepang 10 tahun (JGB) di nol, mencerminkan pandangan ekonomi yang hati-hati dan komitmen berkelanjutan terhadap kebijakan moneter longgar.
Rapat kebijakan moneter terbaru Bank of Japan (BoJ) berakhir dengan keputusan bulat untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah, menandai sinyal jelas dari niat bank untuk mempertahankan strategi dukungan ekonomi saat ini di tengah kekhawatiran inflasi yang berkelanjutan. Gubernur BoJ Kazuo Ueda menekankan bahwa meskipun terjadi pemulihan bertahap dalam ekonomi Jepang, bank sentral siap untuk menerapkan langkah-langkah pelonggaran lebih lanjut jika diperlukan.
Menyusul pengumuman ini, Yen Jepang mengalami pemulihan sesaat terhadap dolar, mendapatkan sekitar 40 pip dari penurunan sebelumnya. Namun, sentimen lebih luas tetap bearish, dengan USD/JPY diperdagangkan pada level yang menunjukkan kinerja kuat Dolar AS relatif terhadap yen. Para analis mengindikasikan bahwa kelanjutan kebijakan kontrol kurva imbal hasil BoJ dan panduan ke depan yang tidak berubah telah memberatkan JPY, yang terus dianggap kurang menguntungkan dibandingkan dengan USD.
Secara detail, Ueda menyatakan bahwa BoJ tetap waspada terhadap dinamika upah-harga dan mengulangi target inflasi bank sentral sekitar 2%. Namun, meskipun sinyal pemulihan ekonomi yang konsisten, investor tetap skeptis terhadap pergeseran kebijakan signifikan jangka pendek, yang berkontribusi pada perjuangan yen terhadap dolar.
Ekonomi Jepang menghadapi tantangan penting saat menavigasi fase pemulihan pasca pandemi. Meskipun pasar tenaga kerja telah menunjukkan tanda-tanda perbaikan, tekanan inflasi tetap menjadi kekhawatiran kritis. Ueda mencatat bahwa tingkat inflasi Jepang diperkirakan akan cenderung naik menuju target hingga tahun fiskal 2025, namun BoJ tetap waspada karena ketidakpastian seputar perkembangan ekonomi global dan dampak potensialnya terhadap dinamika harga domestik.
Komentar terbaru dari berbagai pejabat Federal Reserve menunjukkan perlambatan dalam pemotongan suku bunga yang diantisipasi pada tahun 2024, yang telah lebih memperkuat dolar terhadap mata uang lain, termasuk yen. Saat pasar bereaksi terhadap pernyataan ini, pasangan USD/JPY telah mengalami minat beli yang meningkat.
Data dari Nikkei menunjukkan bahwa kebijakan BoJ terus menyimpang secara signifikan dari Federal Reserve AS, yang telah aktif menuju langkah-langkah perketatan. Divergensi ini memperparah tekanan pada yen, menciptakan lingkungan di mana dolar menguat terhadapnya dan mengarah pada potensi perluasan diferensial suku bunga ke depan.
Menyusul pengumuman kebijakan BoJ, pasar valuta asing bereaksi secara dapat diprediksi, dengan JPY tetap tertekan. Para analis pasar mencatat bahwa kecuali lanskap ekonomi di Jepang menunjukkan perbaikan substansial, yen bisa terus menghadapi tekanan penjualan. Pengamat terutama terfokus pada pasangan USD/JPY, di mana perdagangan yang berkelanjutan di atas ambang 143,00 bisa menjadi sinyal kekuatan lebih lanjut bagi para trader bullish.
Sentimen pasar terhadap yen telah diperparah oleh keamanan relatif yang ditawarkan oleh USD dalam lingkungan yang ditandai oleh ketegangan geopolitik, termasuk perkembangan terus-menerus di Timur Tengah. Sementara dolar menguat, investor memanfaatkan arus tempat perlindungan, lebih lanjut mengurangi daya tarik yen sebagai mata uang yang stabil.
Selain itu, kekuatan berkelanjutan dalam USD telah dikaitkan dengan proyeksi ekonomi yang lebih luas yang mendukung pertumbuhan AS yang berlanjut, menunjukkan bahwa yen mungkin tidak akan pulih kekuatannya hingga terjadi perubahan signifikan dalam kondisi ekonomi global atau sikap kebijakan BoJ.
Secara ringkas, kinerja terbaru Yen Jepang menyoroti tantangan yang dihadapi oleh komitmen yang gigih dari Bank of Japan terhadap kebijakan moneter yang sangat longgar. Jaminan Gubernur Kazuo Ueda terhadap langkah-langkah dukungan yang terus berlanjut memberikan keyakinan pada gagasan bahwa yen mungkin tetap tertekan dalam waktu yang dapat diprediksi. Tanpa pergeseran signifikan baik dalam pemulihan ekonomi Jepang maupun pendekatan moneter BoJ, investor sebaiknya mengantisipasi volatilitas yang berkelanjutan dan potensi depresiasi lebih lanjut dari yen terhadap Dolar AS.
Sumber: