Dalam analisis terbaru oleh Scotiabank, nilai tukar EUR/USD diperkirakan akan tetap tertekan di bawah level 1.10, dipengaruhi oleh kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) dan selisih yield yang lebih luas.
Menurut Kepala Strategi FX Scotiabank, Shaun Osborne, EUR/USD telah mengalami volatilitas yang signifikan, dengan kelemahan yang signifikan kemungkinan akan bertahan jika diperdagangkan di bawah ambang batas penting 1.10. Analisis ini muncul berdasarkan komentar dari Wakil Presiden ECB, Villeroy, yang mengindikasikan kemungkinan pemotongan suku bunga pada keputusan kebijakan minggu depan, sejalan dengan sentimen dari pembuat kebijakan lain bahwa pemotongan 25 basis points tampak tak terhindarkan. Saat pasar mengantisipasi penyesuaian ini pada 17 Oktober, nilai tukar telah fluktuatif, mencerminkan kekhawatiran atas stabilitas euro di tengah tekanan ekonomi yang lebih luas.
Tren terbaru dalam EUR/USD menunjukkan bahwa selisih yield jangka pendek yang lebih luas dibandingkan dengan Amerika Serikat telah memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan euro dari level tertinggi baru-baru ini sekitar 1.12. Osborne mencatat, "Selisih yield jangka pendek yang lebih luas dibandingkan dengan AS telah efektif merusak EUR dalam beberapa minggu terakhir dan sebagian besar menjelaskan penurunan dari level tertinggi 1.12." Oleh karena itu, kecuali ada katalis baru muncul, seperti dampak potensial dari pemilihan presiden AS yang mendekat, euro mungkin akan kesulitan untuk mendapatkan kekuatan kembali.
Selain itu, analisis menyoroti sentimen bearish terhadap euro, terutama karena konsolidasi minor yang diamati selama seminggu terlihat dalam lintasan penurunan. Perdagangan terus di bawah 1.10 dipandang sebagai pelopor penurunan lebih lanjut, mungkin menuju ke level rendah 1.08-an. Pemecahan ke atas di atas level 1.12 dianggap perlu untuk membalikkan risiko bearish saat ini.
Pertemuan mendatang ECB sangat penting untuk memahami arah kebijakan moneter di zona euro. Jika bank melanjutkan dengan langkah-langkah pelonggaran, seperti yang disarankan oleh pernyataan Villeroy, kemungkinan euro akan menghadapi tekanan tinggi terhadap dolar AS. Korelasi antara perubahan lanskap ekonomi di Eropa dan kinerja mata uang tersebut menyoroti pentingnya sentimen investor terkait keputusan ECB di masa depan.
Pelonggaran moneter yang diantisipasi ini bertentangan dengan posisi saat ini Federal Reserve, yang tetap hawkish di tengah kekhawatiran inflasi yang berlanjut di AS. Divergensi dalam kebijakan bank sentral dapat lebih memperburuk kelemahan EUR/USD, karena trader valuta asing menyesuaikan posisi mereka berdasarkan hasil yang diharapkan dari pergeseran kebijakan moneter di kedua sisi Atlantik.
Bagi investor forex, menavigasi dinamika pasangan EUR/USD akan memerlukan pemahaman yang cermat tentang faktor teknis dan fundamental yang memengaruhi mata uang tersebut. Prospek untuk euro tetap waspada, dengan para analis menyarankan bahwa tanpa tanda-tanda pemulihan atau stabilisasi ekonomi di zona euro, pasangan ini rentan terhadap fluktuasi yang dipicu oleh tekanan ekonomi eksternal dan keputusan internal ECB.
Sebagai kesimpulan, investor forex diingatkan untuk memperhatikan pengumuman ECB mendatang dan indikator ekonomi lain yang dapat menandakan pergeseran sentimen pasar. Menjaga strategi perdagangan yang terdiversifikasi yang memperhitungkan volatilitas potensial di pasar mata uang juga akan menjadi penting seiring dengan perkembangan situasi.
Poin penting yang dapat diambil dari artikel ini: