Inti
Dolar Australia (AUD) naik ke level tertinggi dalam lima bulan terhadap yen Jepang (JPY) pada Kamis, 25 April 2024, didorong oleh data indeks harga konsumen (IHK) Australia yang lebih kuat dari perkiraan, sementara antisipasi pasar meningkat terkait keputusan kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) yang dijadwalkan pada Jumat.
Pasangan mata uang AUD/JPY mengalami kenaikan yang signifikan, mencapai level yang belum terlihat selama lima bulan. Faktor kunci yang berkontribusi pada kenaikan ini termasuk rilis data IHK Australia, yang melampaui ekspektasi pasar, menandakan potensi penguatan kebijakan moneter dari Reserve Bank of Australia (RBA). Menurut laporan, IHK Australia meningkat 1,0% secara kuartalan pada kuartal pertama 2024, melebihi perkiraan 0,8%, sementara inflasi tahunan melonjak menjadi 3,6%, lebih tinggi dari yang diantisipasi.
Imbal hasil obligasi pemerintah Australia 10 tahun telah melonjak menjadi sekitar 4,49%, mencerminkan berkurangnya ekspektasi pemotongan suku bunga dari RBA, yang semakin mendukung dolar Australia. Sentimen pasar didorong oleh meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang berdampak positif pada aset berisiko seperti AUD.
Sebaliknya, yen Jepang terus melemah saat pasar menunggu pernyataan kebijakan moneter BoJ. Analis secara luas memperkirakan bahwa BoJ akan menahan diri dari menaikkan suku bunga dalam pertemuan mendatang. Laporan Nikkei menyebutkan BoJ sedang mempertimbangkan dampak potensial dari depresiasi yen yang semakin cepat, menunjukkan bahwa intervensi di pasar valuta asing mungkin dipertimbangkan jika yen melemah secara signifikan.
"BoJ akan dengan sabar melanjutkan pelonggaran moneter sambil memantau dampak aktivitas ekonomi dan perubahan harga dengan cermat," ujar Gubernur BoJ Kazuo Ueda. Latar belakang melemahnya yen mempersulit situasi karena memberatkan harga impor dan, pada akhirnya, tingkat inflasi di Jepang.
Lanskap ekonomi Australia memberikan dasar yang kuat untuk kenaikan terbaru AUD/JPY. Pembacaan IHK yang kuat sejalan dengan pernyataan Kepala Ekonom Westpac, Luci Ellis, yang memperkirakan RBA akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini hingga Mei, menggeser ekspektasi pemotongan suku bunga pertama dari September ke November 2024.
Analis Barrenjoey Capital Partners menyoroti tingkat inflasi tahunan Australia yang dipangkas, saat ini berada di 3,6%, melampaui tingkat Amerika Serikat sebesar 3,2%, semakin memperkuat ekspektasi RBA yang tidak terlalu dovish.
Sektor jasa menunjukkan kinerja yang beragam, dengan Indeks Manajer Pembelian (PMI) Gabungan Judo Bank Australia menunjukkan peningkatan dari bulan sebelumnya. PMI manufaktur mencapai level tertinggi dalam delapan bulan, sementara aktivitas sektor jasa menunjukkan penurunan, mencerminkan kompleksitas pemulihan ekonomi domestik.
Hasil tinjauan kebijakan moneter BoJ yang akan datang kemungkinan akan memengaruhi dinamika pasar, terutama dalam konteks penilaian terbaru oleh perusahaan Jepang yang bertujuan untuk meningkatkan skala upah secara signifikan, yang berpotensi menyebabkan yen yang lebih stabil.
Dengan kebijakan moneter ultra-longgar BoJ yang tetap berlaku, prospek ekonomi Jepang tetap disesuaikan dengan pola konsumsi domestik dan umpan balik inflasi. Tren saat ini menunjukkan harga melebihi target inflasi BoJ sebesar 2% untuk periode yang cukup lama, namun sentimen yang berlaku adalah kehati-hatian terkait keberlanjutan pertumbuhan inflasi ini.
Badan pengambil keputusan BoJ berkumpul secara berkala untuk menilai kondisi ekonomi, menetapkan pedoman untuk operasi pasar. Mereka menyerap dan menyediakan dana ke pasar sebagai respons terhadap kondisi keuangan yang berfluktuasi, dengan tujuan menjaga stabilitas harga. BoJ akan melanjutkan pertemuan bulanannya untuk mengembangkan kebijakan yang mencerminkan kebutuhan ekonomi jangka pendek dan stabilitas keuangan jangka panjang.
Sementara pasangan AUD/JPY terus menguat, pedagang dan analis keuangan mengamati gelombang data yang berkembang menjelang pertemuan kebijakan moneter yang krusial. Dengan level psikologis 101,50 di depan mata, ada minat luas tentang bagaimana kedua bank sentral akan menavigasi jalur kebijakan mereka masing-masing di tengah tekanan ekonomi global.
Kelemahan yen Jepang terhadap AUD juga mencerminkan tekanan yang lebih luas dari kebijakan moneter yang berbeda; sementara bank sentral utama di seluruh dunia sedang mengetatkan, strategi BoJ tampak sangat dovish. Seperti yang telah dicatat, yen Jepang tetap berada di bawah tekanan, dengan proyeksi pelemahan saat ini terhadap dolar AS mencerminkan perbedaan kebijakan.
Peserta pasar sangat menyadari bagaimana perkembangan ini akan terungkap dalam sesi-sesi berikutnya. Jika tren inflasi di Australia terus mendorong ekspektasi ke arah sikap hawkish RBA, AUD/JPY dapat mempertahankan trajektori naiknya lebih jauh, menciptakan peluang perdagangan yang signifikan.
Ke depan, pedagang harus tetap waspada terhadap indikator ekonomi domestik dan internasional. Rilis data IHK Jepang yang akan datang dapat menjadi penggerak pasar yang signifikan, memengaruhi nilai JPY dan membentuk ekspektasi untuk penyesuaian kebijakan BoJ, sementara ketahanan ekonomi Australia yang berkelanjutan kemungkinan akan semakin mendukung AUD.
Selain itu, sementara Jepang menghadapi tantangan ekonomi yang unik, seperti inflasi struktural