Ringkasan: Pasar keuangan India ditutup untuk memperingati Hari Kemerdekaan sementara inflasi mencapai level tertinggi dalam 15 bulan, memicu kekhawatiran investor tentang stabilitas ekonomi.
Teras: Pasar keuangan India ditutup pada 15 Agustus 2023 dalam rangka perayaan Hari Kemerdekaan. Penutupan ini terjadi di tengah tingginya tingkat inflasi yang melonjak tak terduga menjadi 7,44% pada Juli, jauh melampaui perkiraan ekonom, menurut Kantor Statistik Nasional (NSO).
Penutupan pasar keuangan India menyusul kinerja beragam pada 14 Agustus, dengan indeks acuan, BSE Sensex dan Nifty 50, sedikit pulih dari penurunan awal untuk ditutup sedikit lebih tinggi. Namun, rupee India jatuh ke 82,95 terhadap dolar AS, mencatat level terendah dalam 10 bulan, sebagai respons pasar terhadap kekhawatiran inflasi yang meningkat.
Data inflasi yang dirilis pada hari yang sama mengungkapkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) India meningkat 7,44% year-on-year pada Juli, naik dari tingkat inflasi Juni yang direvisi sebesar 4,31%. Lonjakan ini terjadi di tengah tingginya harga pangan—terutama sayuran—memperparah kesulitan daya beli keluarga di berbagai demografi. Kenaikan harga yang meluas ini menempatkan inflasi di atas kisaran toleransi Reserve Bank of India (RBI) sebesar 2-6% untuk pertama kalinya dalam lima bulan dan di atas target jangka menengah mereka sebesar 4,0%.
Indikator ekonomi lebih lanjut memberikan gambaran beragam untuk ekonomi India. Sementara CPI mencapai level tinggi 7,44%, indeks harga grosir (WPI) mencatat penurunan untuk bulan keempat berturut-turut, meskipun dengan laju yang lebih lambat dari perkiraan sebesar 1,36% year-on-year pada Juli. Ekonom memperkirakan penurunan yang lebih signifikan sebesar 2,7%. Selain itu, defisit perdagangan barang India melebar menjadi $20,67 miliar pada Juli, dibandingkan dengan $20,13 miliar pada Juni, menggarisbawahi tekanan perdagangan yang terus-menerus pada ekonomi.
Tren pasar yang lebih luas juga terpengaruh oleh pergerakan di pasar Asia, yang sebagian besar tetap lebih rendah menyusul data ekonomi yang mengecewakan dari China. Pasar Jepang sedikit menguat setelah hasil pertumbuhan PDB yang lebih baik dari perkiraan, sementara harga minyak dengan hati-hati naik setelah perubahan kebijakan bank sentral China yang bertujuan merangsang aktivitas ekonomi.
Karena RBI memainkan peran penting dalam mengarahkan kebijakan ekonomi India, diskusi mengenai potensi penyesuaian suku bunga semakin besar seiring dengan meningkatnya tekanan inflasi. RBI memilih untuk tidak mengubah suku bunga pinjaman utamanya dalam pertemuan kebijakan moneter sebelumnya, mengakui sinyal beragam dari berbagai indikator ekonomi sambil menekankan komitmen untuk menahan inflasi.
Sementara India terus memerangi tren inflasi ini, proyeksi ekonomi masa depan tetap hati-hati. Analis memperkirakan bahwa kenaikan harga pangan, terutama biaya sayuran, akan terus memberikan tekanan naik pada tingkat inflasi. Laporan menunjukkan bahwa rumah tangga semakin mengharapkan harga akan naik secara signifikan dalam setahun mendatang, mencerminkan kecemasan ekonomi yang meningkat di antara konsumen yang merasakan dampak langsung dari kenaikan biaya.
Dasar dari tekanan inflasi ini beragam, berasal dari kombinasi faktor eksternal, termasuk harga komoditas global, hasil pertanian yang fluktuatif terkait kondisi iklim, dan ketegangan geopolitik yang terus-menerus menekan rantai pasokan.
Inflasi diperkirakan akan memiliki efek berantai di berbagai sektor. Misalnya, kenaikan biaya mengencangkan anggaran konsumen, berdampak buruk pada pengeluaran untuk barang non-esensial. Daerah pedesaan, yang biasanya kurang terlindungi dari guncangan seperti itu karena pendapatan yang lebih rendah, mengalami tekanan yang lebih besar, menyebabkan penurunan permintaan yang nyata untuk barang tradisional yang biasanya dibeli selama musim belanja puncak, seperti pernikahan.
Harga kacang-kacangan dan bahan pokok telah naik 21% year-on-year, menunjukkan dampak dinamika pasar pada pengeluaran konsumen dasar. Seiring dengan mengetatnya margin, banyak rumah tangga menyesuaikan kebiasaan belanja mereka, sering kali memprioritaskan bahan makanan dasar daripada pengeluaran yang lebih diskresioner, yang dapat menyebabkan perlambatan ekonomi yang lebih luas.
Sementara RBI memeriksa masalah inflasi yang terus-menerus dihadapi oleh ekonomi India, tindakan penyeimbangan yang hati-hati untuk mempertahankan pertumbuhan sambil menahan inflasi akan tetap penting. Analis percaya bahwa inflasi yang terus-menerus di atas level target dapat memaksa RBI untuk menyesuaikan sikap sebelumnya tentang suku bunga dalam keputusan kebijakan moneter mendatang, yang mungkin berdampak pada investor domestik dan global.
Kesimpulan: Meskipun Hari Kemerdekaan memberikan jeda untuk perayaan, realitas ekonomi yang dihadapi pasar India menghadirkan tantangan yang cukup besar. Seiring dengan melonjaknya tingkat inflasi dan melemahnya rupee, respons RBI akan sangat penting dalam membentuk lanskap bagi investor dan konsumen. Para pemangku kepentingan akan memantau dengan cermat indikator ekonomi dan perubahan kebijakan dari bank sentral untuk menavigasi dampak dari inflasi yang berlanjut dan potensi perubahan dalam kebijakan moneter, yang dapat secara signifikan mempengaruhi iklim ekonomi secara keseluruhan di India.
Sumber: