Poin Utama:
Intisari:
Biro Statistik Tenaga Kerja melaporkan pada 13 November 2024 bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 2,6% secara tahunan pada Oktober, memenuhi ekspektasi pasar, sementara IHK inti meningkat 3,3%, mengindikasikan tekanan inflasi yang terus berlanjut dalam perekonomian.
Lanskap inflasi AS tetap menjadi fokus investor, khususnya trader valas, karena data terbaru IHK menunjukkan kenaikan inflasi yang stabil.
Menurut Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS), IHK utama naik 2,6% pada Oktober dibandingkan tahun sebelumnya, sejalan dengan prediksi analis. Angka ini menandai akselerasi kecil dari September yang tercatat di 2,4%. Secara bulanan, IHK Oktober mengalami kenaikan moderat sebesar 0,2%, menunjukkan tekanan inflasi belum mereda dengan cepat.
IHK inti, yang tidak mencakup kategori makanan dan energi yang lebih fluktuatif, naik 3,3% dalam periode yang sama. Kenaikan bulanan IHK inti sebesar 0,3% mencerminkan tren inflasi yang persisten dan berpotensi memengaruhi keputusan kebijakan moneter Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang.
Analis pasar telah mengantisipasi hasil ini karena data inflasi diperkirakan akan stabil di kisaran 2,6%, mengikuti tren 12 bulan sebelumnya. Rilis data ini kemungkinan akan memengaruhi sentimen trader terhadap dolar AS dan ekspektasi terkait kenaikan atau penurunan suku bunga Federal Reserve.
Setelah rilis data IHK, indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan korektif, bertahan di sekitar level 105,80. Pergerakan ini mencerminkan pendekatan hati-hati pasar terhadap dampak data inflasi pada sentimen ekonomi secara keseluruhan. Analis di TD Securities mengomentari implikasi pembacaan inflasi, menyatakan bahwa inflasi akan tetap lebih tinggi dari yang diharapkan Fed dalam jangka pendek, membalikkan beberapa perbaikan terakhir dalam laju perubahan harga.
Prediksi saat ini menunjukkan bahwa trader memproyeksikan probabilitas 67% untuk pemotongan suku bunga 25 basis poin oleh Federal Reserve pada Desember. Angka ini turun dari ekspektasi sebelumnya sekitar 80% di awal bulan. Sikap kebijakan moneter Fed sangat krusial bagi trader forex karena langsung memengaruhi kekuatan dolar AS terhadap mata uang lain.
Federal Reserve memiliki mandat ganda: menjaga stabilitas harga dan mempromosikan lapangan kerja maksimal. Tingkat inflasi saat ini menjadi tantangan bagi mandat tersebut. Dalam pertemuan kebijakan terakhir, Ketua Fed Jerome Powell menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk menempuh jalur pelonggaran bertahap. Hasil laporan inflasi dapat memengaruhi pendekatan Fed dalam pertemuan mendatang, terutama jika inflasi tetap di atas target.
Inflasi inti, seperti tercermin dalam data IHK, menunjukkan bahwa Fed mungkin perlu mempertimbangkan ulang rencana pemotongan suku bunga. Jika tren inflasi terus naik, kita mungkin melihat kenaikan suku bunga alih-alih pemotongan, yang berdampak pada valuasi dolar AS terhadap mata uang lain di pasar forex.
Secara historis, tingkat inflasi AS berfluktuasi signifikan, dengan puncak dan lembah yang dipengaruhi kondisi ekonomi global, perubahan kebijakan, dan faktor eksternal lainnya. Misalnya, inflasi mencapai rekor tertinggi pada 1980-an, sementara baru-baru ini inflasi memuncak di 9,1% pada pertengahan 2021, memicu aksi agresif Fed.
Saat ini, analis memprediksi inflasi akan rata-rata sekitar 2,5% dalam jangka panjang, turun dari level saat ini, yang mungkin memberikan sedikit kelegaan bagi Fed. Namun, ketidakpastian tetap ada, terutama dengan potensi gangguan ekonomi.
Saat trader forex menavigasi dinamika pasar terkini yang dipengaruhi data IHK, mereka harus memantau indikator berikut:
Secara ringkas, Indeks Harga Konsumen AS untuk Oktober menunjukkan tren inflasi yang stabil, sesuai prediksi di 2,6%. Kenaikan IHK inti ke 3,3% semakin menegaskan inflasi yang berlanjut